scrip header 2 yang di pindah hulahu

Saturday, September 22, 2012

SENANDUNG RASA

Cah Ghozally Singadipha

DIBALIK RASA YANG ADA



Tak terasa, waktu merangkak begitu cepat tampak matahari perlahan-lahan dengan eloknya melangkah menuju keperaduannya, diri dengan diamnya hanya menatap dari balik jendela kamar yang telah usang bila esok dia akan kembali datang dengan senyum mesranya menyapa. 

Hanyut dalam kebimbangan, seribu satu problema mendekap dalam dada dan diri seakan tak bisa bernafas bahkan mendesahpun tak mampu. Bukanlah persoalan cinta ataupun rindu yang berkecamuk dalam diri tapi ini permasalahan hidup diri ke depan, ah, bingkai rasa yang semakin lapuk yang tak bisa dijual dan hanya bisa disyukuri. Bertanya dan terus bertanya hati dan pikiran ini tak bisa selaras, apa yang harus diri lakukan diam? diri tersenyum ingat akan sebuah ungkapan dalam sebuah buku dengan judul Negeri Bayang-bayang, 

Jika diam memang titipan munadzat yang paling indah
tolong sampaikan aku selalu
ke pesona diammu itu

Gerak hati semakin tak bisa diri mengerti, kemana diri harus berlari, kemana diri harus bertanya dan kemana diri mengadukan semua problema ini? sedangkan waktu tak bisa dihentikan terus dan seakan makin cepat bergerak. Pelan tapi dengan kepastian diri melangkahkan kaki keluar dari ruang yang kotor yang penuh dengan keganjilan, tampak alam begitu senyap, sepi menghampiri, kenapa, kenapa dan kenapa? "hati berkata-kata" mereka seolah tak mengenali diri, mereka seolah tak tahu diri ini, ada apa dengan diri ini? diripun berlari ketepi pantai dan duduk menyendiri disebuah kedai, dengan sebatang rokok dan secangkir kopi yang diri pesan, diri merenungi semua hal yang terjadi, bayang-bayang langkah hidup seakan-akan terus mengikuti, menghantui setiap gerak yang diri lakukan. Hati ini semakin jauh melayang, menepi disebuah tempat yang tak bisa disentuh dengan logika, alam seakan mati dan hanya desah nafas manusia-manusia resah yang diri dengar.

Gurat taqdir hidup seorang manusia, terpasung dalam penjara hidup, mereka melacur dengan kemunafikannya dengan kediadabannya dan dengan ketidak adilannya, "anjing" hati ini seakan-akan ingin berteriak mengatakan itu, tapi diri tak kuasa karena alam hati berkata ada dia yang melihat dan menatap kita,
ingin rasa diri memberontak tapi apalah daya diri tak punya kuasa apa-apa. Gila, ya banyak manusia gila ditepian jalan, stress karena banyaknya masalah hidup. 

Diri ditepian pantai duduk terdiam dalam renungan, bertanya dan terus bertanya tapi pertanyaan itu tak pernah ada jawabannya, apakah ini yang sering dikatakan mereka, dimana hidup adalah sebuah perjalanan atau makna yang harus selalu dicari jawabannya.


Tundukkanlah hatimu selalu di hadapan-Nya, pasrahkan jiwamu selalu kepada-Nya, lihatlah dirimu yang lemah lagi hina itu, pandanglah jasadmu yang rapuh itu, lihatlah apa yang telah engkau usahakan untuk-Nya, dan renungkanlah olehmu untuk apa umurmu engkau habiskan selama ini..!


0 comments:

Post a Comment