HARUSKAH
MENJADI MANUSIA EGOIS ?
Dalam Islam, sifat dasar manusia adalah “fitrah” atau suci, karena
manusia dilahirkan ibarat kertas putih, tergantung dari lingkungan yang akan
meng hitam putih kan manusia itu. Sifat egois itu adalah fitrah manusia, karena
itu orang2 yang tidak egois(atau lebih tepat orang2 yang mampu mengendalikan
sifat egoisnya) adalah orang2 istimewa. Kalau anda ingin dihormati, hormatilah diri anda, oleh anda sendiri,
dengan cara penampilan yang baik, bicara sedikit tapi meyakinkan, jangan pernah
menyalahkanorang lain, apalagi
Tuhan, karena segala sesuatu yang terjadi pada anda adalah akibat dari perilaku
anda. Yang harus diperbuat adalah introspeksi diri. dalam suatu masalah kita akan selalu mengkambing-hitamkan orang lain
tanpa introspeksi diri terlebih dahulu. Hampir semua orang akan mendeskripsikan
keegoisan seperti kalimat diatas. Jika dipandang seperti kalimat diatas, maka
semua manusia adalah orang bernilai negatif dan ingin menang sendiri. Tak
peduli seberapa baik dan sabar seseorang, karena sifat egois itu sendiri sudah
ada sejak kita lahir. Apakah anda ingin di cap sebagai orang yang egois? tentu
tidak mau bukan. Karena itu, sebenarnya kita bisa mendeskripsikan keegoisan
dengan lebih baik. Sepertinya hal itulah yg
sulit di hilangkan dari diri manusia, orang rela membunuh karena egoisnya,
orang rela menyakiti karena egoisnya, dan orang rela melakukan apa saja demi
sifat egoisnya, bahkan teman pun bisa melupakan temannya karena sifat egoisnya.
Karena
keakuannya, Karun telah melupakan kekuasaan Illahi, sampai dia berani berkata
"Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku",
seolah-olah dia diberi harta karena ilmu yang ada padanya, padahal memberi
harta kepada Karun karena KehendakNya, KekuasaanNya, RahmatNya, Kasih
SayangNya kepada manusia, bukan karena ilmu yang ada pada Karun.
***28:79***
79.
Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya.
Berkatalah
orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga
kiranya
kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun;
sesungguhnya
ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".
***28:80***
80.
Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah
bagimu,
pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman
dan
beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-
orang
yang sabar".
***28:81***
81.
Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka
tidak
ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab
Allah.
Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela
(dirinya).
Egois adalah sifat yang
tumbuh alami dari dalam diri manusia. Ya, benar benar alami sampai manusia
tidak menyadari kehadiran sifat egois itu sendiri. Dan sampai sekarang pun
belum ada obat yang bisa menghilangkan sifat egoisme dari dalam diri manusia.
Menurut saya orang pasti pernah bertindak egois, baik secara sadar maupun tidak
sadar.
Memang benar kata filsafat
kuno yang menyebutkan, musuh terbesar adalah diri sendiri. Karena bisa di
lihat, dalam diri manusia terdapat sifat sifat yang buruk. Amarah, dendam,
benci adalah contoh sifat manusia yang buruk. Begitu juga dengan egois.
Maka sebenarnya mau tidak
mau kita secara tidak langsung juga berperang melawan diri sendiri. Berperang
melawan sifat sifat buruk yang timbul secara alami di dalam diri kita. Mungkin
hanya kebesaran iman kita lah yang mampu melawan semua itu, dan menurut saya,
iman kita lah sebenarnya obat untuk melawan egoisme itu sendiri..
Orang yang menyadari jika
ia telah bertindak egois adalah orang yang menurut saya orang yang benar,
mengapa saya tidak bilang orang yang baik??, karena sebenarnya semua manusia
adalah orang yang baik, namun baik itu bisa hilang karena seiring berjalannya
kehidupan dan terpengaruhnya sifat sifat buruk. Jadi saya mengatakan benar,
karena benar adalah sebuah tindakan, dan menyadari telah bertindak egois adalah
suatu kebenaran. Namun jika sudah menyadari dan tidak mau merubahnya, itu saya
sebut egois akut, karena sudah tau egois tapi ia masih dengan sombongnya
berbuat egois..
Saya mengutip kata kata
dari Sophocles seorang dramawan dari yunani. “Dari begitu banyak hal hal yang menakjubkan di
dunia ini, tiada yang lebih mengherankan daripada manusia”.
CINTA
DAN EGOISME
Namanya cinta pastilah indah siapa sih yang tidak pernah merasakan
cinta.Cinta bukan sekedar sebuah kata-kata yang bisa diucapkan saja,tapi kita
harus bisa menciptakan sebuah harmonisasi antara keduanya.
Harmonisasi akan tercipta bila
kita bisa ceria dan bahagia menjalaninya,mengerti seperti apa dirinya saling
percaya dan saling menjaga antara keduanya.Seiring waktu berjalan selain
namanya cinta kadang namanya egoisme muncul disitulah cinta kita di
uji.Harmonisasi cinta akan memudar bila diri kita ditumbuhi rasa egoisme,rasa
tidak mau mengalah,tidak mau mengerti dan mementingkan diri sendiri akan
menjadi sebuah jurang yang besar. Setiap pasangan pasti memiliki rasa egoisme masing-masing,sebelum merasakan
cinta yang lebih baik kita harus bisa menaklukan namanya egoisme.Meredam rasa
egoisme kita bisa membangun sebuah jembatan antara jurang yang terbuka dan pada
akhirnya kita bisa merasakan indah dan nikmatnya rasa cinta sejati.
MELEPAS TOPENG EGOISME
Saat ini cenderung kita lebih mengedepankan Ego
pribadi, melihat orang dalam berkendara yang ingin menang sendiri, Melihat
pemimpin mementingkan kepentingan pribadi, Budaya antri sudah berkurang, Saat
gotong royong dan toleransi sudah memudar. dalam perenungan saya mencoba
memikirkan tentang Egoisme. dan mengapa orang cenderung Mendahulukan Egonya?
Egoisme manusia yang mementingkan kenyamanan diri kadang melupakan kondisi
lingkungan. egoisme adalah suatu tindakan dari setiap orang pada dasarnya
bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
Karena itu, satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar
kepentingan pribadi dan memajukan dirinya. Dalam bahasa Aristoteles, tujuan
hidup dan tindakan setiap manusia adalah untuk mengejar kebahagiannya. Bagi
Aristoteles kebahagiaan adalah perwujudan diri manusia dalam segala potensinya
secara maksimal.
Manusia pada dasarnya egois, mementingkan diri sendiri. Egoisme merupakan suatu
kejahatan dan dipandang sebagai pelanggaran moral karena ia selalu mengabaikan
kepentingan orang lain. Egoisme membuat manusia jauh dari kebenaran dan
menyimpang dari petunjuk Tuhan. Egoisme, dengan demikian, dapat dipandang
sebagai penjara (belenggu) bagi manusia.
Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi
hedonistis. Yaitu, kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan
semata-mata sebagai kenikmatan fisik yang vulgar. Lalu yang baik secara moral
disamakan begitu saja dengan kesenangan atau kenikamatan. Karena itu, tindakan
yang baik secara moral diartikan sebagai tindakan yang bertujuan mendatangkan
kenikmatan dan menghindari penderitaan. Akibatnya dengan segala macam cara orang yang menganut etika ini berusaha untuk memperoleh
kenikmatan bagi dirinya dan menghindari hal-hal yang tidak mengenakkan. Pernahkah
Anda merasakan kegelisahan hati dan jiwa ? Seperti, Anda tidak tahu apa yang
harus Anda kerjakan, sedangkan pekerjaan sebenarnya menumpuk dihadapan Anda ?.
Pernahkah Anda merasakan beban hidup yang terasa berat dan menumpuk dipundak
Anda, sedangkan Anda merasakan tidak tahu harus dari mana menguranginya ?
Pernahkah Anda merasakan tekanan dan himpitan ekonomi yang menghadang setiap
langkah kehidupan Anda, tubuh Anda terasa lunglai, tidak tahu harus melangkah
kemana ? Pernahkan Anda merasakan kegelisahan hati yang mendalam, tubuh
bergetar dan semuanya menjadi serba tak berarturan dan serba salah ? Kalau hal
itu menimpa Anda, berarti Anda dalam kegelapan cahaya hati karena diliputi egoisme
diri yang sangat tinggi.
Lalu bagaimana cara mengendalikan ego kita. Tanggalkan pakaian
kesombongan hati dengan sikap rendah hati. Tidak ada yang pantas disombongkan
manusia dalam hidup ini.Tanggalkan pakaian dengki dan gantikan dengan cinta dan
kasih sayang. Tanggalkan pakaian takabur dan gantikan dengan kesadaran diri
sebagai hamba dan abdi Tuhan semata. Buanglah pakain prasangka negatif dengan
mengembangkan sikap positif dalam setiap langkah kaki kedepan. Hindarilah
prinsip hidup yang salah dengan kembali dalam kejernihan jati diri yang
bersumber dari hati.
Kalau anda menginginkan yang baik, buatlah diri anda jadi lebih baik.
Jika anda ingin meraih cita-cita, buatlah diri anda menjadi ideal. Anda ingin punya
teman yang lebih baik, buatlah diri anda menjadi teman yang lebih baik. Jika
anda ingin bekerjasama dengan orang yang mempunyai nilai, jadikan diri anda
sendiri lebih bernilai. Kalau anda ingin berurusan dengan orang yang kompromis,
buatlah diri anda menjadi lebih kompromis. Kalau anda ingin memasuki berbagai
kondisi dan keadaan yang lebih menyenangkan, buatlah diri anda sendiri menjadi
lebih menyenangkan. Jika anda ingin dicintai pasangan hidup anda, buatlah diri
anda menjadi orang yang mencintainya lebih. Mungkin anda akan bertemu dengan
orang-orang yang sulit dimengerti, namun tetap berikanlah diri anda yang
terbaik, meski itupun tidak akan pernah memuaskan semua orang.
Kesuksesan dan keagungan
dalam hidup tidak akan dapat diraih hanya dari potensi fisik dan kecerdasan
akal pikiran. Lebih dari itu diperlukan kecerdasan hati dan kemampuan menemukan
cahaya hati yang bersumber dari pengendalian Ego Pribadi. Dan dengan
meninggalkan egoisme diri menuju kehidupan yang lebih baik. Jadi maukah kita
melepas Topeng Egoisme pribadi kita?
Referensi diambil dari berbagai Blog
0 comments:
Post a Comment