scrip header 2 yang di pindah hulahu

Tuesday, September 25, 2012

CINTA DAN EGOISME

HARUSKAH 
MENJADI MANUSIA EGOIS ?






Dalam Islam, sifat dasar manusia adalah “fitrah” atau suci, karena manusia dilahirkan ibarat kertas putih, tergantung dari lingkungan yang akan meng hitam putih kan manusia itu. Sifat egois itu adalah fitrah manusia, karena itu orang2 yang tidak egois(atau lebih tepat orang2 yang mampu mengendalikan sifat egoisnya) adalah orang2 istimewa. Kalau anda ingin dihormati, hormatilah diri anda, oleh anda sendiri, dengan cara penampilan yang baik, bicara sedikit tapi meyakinkan, jangan pernah menyalahkanorang lain, apalagi Tuhan, karena segala sesuatu yang terjadi pada anda adalah akibat dari perilaku anda. Yang harus diperbuat adalah introspeksi diri. dalam suatu masalah kita akan selalu mengkambing-hitamkan orang lain tanpa introspeksi diri terlebih dahulu. Hampir semua orang akan mendeskripsikan keegoisan seperti kalimat diatas. Jika dipandang seperti kalimat diatas, maka semua manusia adalah orang bernilai negatif dan ingin menang sendiri. Tak peduli seberapa baik dan sabar seseorang, karena sifat egois itu sendiri sudah ada sejak kita lahir. Apakah anda ingin di cap sebagai orang yang egois? tentu tidak mau bukan. Karena itu, sebenarnya kita bisa mendeskripsikan keegoisan dengan lebih baik. Sepertinya hal itulah yg sulit di hilangkan dari diri manusia, orang rela membunuh karena egoisnya, orang rela menyakiti karena egoisnya, dan orang rela melakukan apa saja demi sifat egoisnya, bahkan teman pun bisa melupakan temannya karena sifat egoisnya.

Karena keakuannya, Karun telah melupakan kekuasaan Illahi, sampai dia berani berkata "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku", seolah-olah dia diberi harta karena ilmu yang ada padanya, padahal memberi harta kepada Karun karena KehendakNya, KekuasaanNya, RahmatNya, Kasih SayangNya kepada manusia, bukan karena ilmu yang ada pada Karun.

***28:79***
79. Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya.
Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga
kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun;
sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".

***28:80***
80. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah
bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman
dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-
orang yang sabar".
***28:81***
81. Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka
tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab
Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela
(dirinya).

Egois adalah sifat yang tumbuh alami dari dalam diri manusia. Ya, benar benar alami sampai manusia tidak menyadari kehadiran sifat egois itu sendiri. Dan sampai sekarang pun belum ada obat yang bisa menghilangkan sifat egoisme dari dalam diri manusia. Menurut saya orang pasti pernah bertindak egois, baik secara sadar maupun tidak sadar.

Memang benar kata filsafat kuno yang menyebutkan, musuh terbesar adalah diri sendiri. Karena bisa di lihat, dalam diri manusia terdapat sifat sifat yang buruk. Amarah, dendam, benci adalah contoh sifat manusia yang buruk. Begitu juga dengan egois.

Maka sebenarnya mau tidak mau kita secara tidak langsung juga berperang melawan diri sendiri. Berperang melawan sifat sifat buruk yang timbul secara alami di dalam diri kita. Mungkin hanya kebesaran iman kita lah yang mampu melawan semua itu, dan menurut saya, iman kita lah sebenarnya obat untuk melawan egoisme itu sendiri..

Orang yang menyadari jika ia telah bertindak egois adalah orang yang menurut saya orang yang benar, mengapa saya tidak bilang orang yang baik??, karena sebenarnya semua manusia adalah orang yang baik, namun baik itu bisa hilang karena seiring berjalannya kehidupan dan terpengaruhnya sifat sifat buruk. Jadi saya mengatakan benar, karena benar adalah sebuah tindakan, dan menyadari telah bertindak egois adalah suatu kebenaran. Namun jika sudah menyadari dan tidak mau merubahnya, itu saya sebut egois akut, karena sudah tau egois tapi ia masih dengan sombongnya berbuat egois..
Saya mengutip kata kata dari Sophocles seorang dramawan dari yunani. “Dari begitu banyak hal hal yang menakjubkan di dunia ini, tiada yang lebih mengherankan daripada manusia”.

CINTA DAN EGOISME

Namanya cinta pastilah indah siapa sih yang tidak pernah merasakan cinta.Cinta bukan sekedar sebuah kata-kata yang bisa diucapkan saja,tapi kita harus bisa menciptakan sebuah harmonisasi antara keduanya.
Harmonisasi akan tercipta bila kita bisa ceria dan bahagia menjalaninya,mengerti seperti apa dirinya saling percaya dan saling menjaga antara keduanya.Seiring waktu berjalan selain namanya cinta kadang namanya egoisme muncul disitulah cinta kita di uji.Harmonisasi cinta akan memudar bila diri kita ditumbuhi rasa egoisme,rasa tidak mau mengalah,tidak mau mengerti dan mementingkan diri sendiri akan menjadi sebuah jurang yang besar. Setiap pasangan pasti memiliki rasa egoisme masing-masing,sebelum merasakan cinta yang lebih baik kita harus bisa menaklukan namanya egoisme.Meredam rasa egoisme kita bisa membangun sebuah jembatan antara jurang yang terbuka dan pada akhirnya kita bisa merasakan indah dan nikmatnya rasa cinta sejati.

MELEPAS TOPENG EGOISME


Saat ini cenderung kita lebih mengedepankan Ego pribadi, melihat orang dalam berkendara yang ingin menang sendiri, Melihat pemimpin mementingkan kepentingan pribadi, Budaya antri sudah berkurang, Saat gotong royong dan toleransi sudah memudar. dalam perenungan saya mencoba memikirkan tentang Egoisme. dan mengapa orang cenderung Mendahulukan Egonya?


Egoisme manusia yang mementingkan kenyamanan diri kadang melupakan kondisi lingkungan. egoisme adalah suatu tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Karena itu, satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya. Dalam bahasa Aristoteles, tujuan hidup dan tindakan setiap manusia adalah untuk mengejar kebahagiannya. Bagi Aristoteles kebahagiaan adalah perwujudan diri manusia dalam segala potensinya secara maksimal.

Manusia pada dasarnya egois, mementingkan diri sendiri. Egoisme merupakan suatu kejahatan dan dipandang sebagai pelanggaran moral karena ia selalu mengabaikan kepentingan orang lain. Egoisme membuat manusia jauh dari kebenaran dan menyimpang dari petunjuk Tuhan. Egoisme, dengan demikian, dapat dipandang sebagai penjara (belenggu) bagi manusia.

Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis. Yaitu, kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yang vulgar. Lalu yang baik secara moral disamakan begitu saja dengan kesenangan atau kenikamatan. Karena itu, tindakan yang baik secara moral diartikan sebagai tindakan yang bertujuan mendatangkan kenikmatan dan menghindari penderitaan. Akibatnya dengan segala macam cara orang yang menganut etika ini berusaha untuk memperoleh kenikmatan bagi dirinya dan menghindari hal-hal yang tidak mengenakkan. Pernahkah Anda merasakan kegelisahan hati dan jiwa ? Seperti, Anda tidak tahu apa yang harus Anda kerjakan, sedangkan pekerjaan sebenarnya menumpuk dihadapan Anda ?. Pernahkah Anda merasakan beban hidup yang terasa berat dan menumpuk dipundak Anda, sedangkan Anda merasakan tidak tahu harus dari mana menguranginya ? Pernahkah Anda merasakan tekanan dan himpitan ekonomi yang menghadang setiap langkah kehidupan Anda, tubuh Anda terasa lunglai, tidak tahu harus melangkah kemana ? Pernahkan Anda merasakan kegelisahan hati yang mendalam, tubuh bergetar dan semuanya menjadi serba tak berarturan dan serba salah ? Kalau hal itu menimpa Anda, berarti Anda dalam kegelapan cahaya hati karena diliputi egoisme diri yang sangat tinggi.

Lalu bagaimana cara mengendalikan ego kita. Tanggalkan pakaian kesombongan hati dengan sikap rendah hati. Tidak ada yang pantas disombongkan manusia dalam hidup ini.Tanggalkan pakaian dengki dan gantikan dengan cinta dan kasih sayang. Tanggalkan pakaian takabur dan gantikan dengan kesadaran diri sebagai hamba dan abdi Tuhan semata. Buanglah pakain prasangka negatif dengan mengembangkan sikap positif dalam setiap langkah kaki kedepan. Hindarilah prinsip hidup yang salah dengan kembali dalam kejernihan jati diri yang bersumber dari hati.
Kalau anda menginginkan yang baik, buatlah diri anda jadi lebih baik. Jika anda ingin meraih cita-cita, buatlah diri anda menjadi ideal. Anda ingin punya teman yang lebih baik, buatlah diri anda menjadi teman yang lebih baik. Jika anda ingin bekerjasama dengan orang yang mempunyai nilai, jadikan diri anda sendiri lebih bernilai. Kalau anda ingin berurusan dengan orang yang kompromis, buatlah diri anda menjadi lebih kompromis. Kalau anda ingin memasuki berbagai kondisi dan keadaan yang lebih menyenangkan, buatlah diri anda sendiri menjadi lebih menyenangkan. Jika anda ingin dicintai pasangan hidup anda, buatlah diri anda menjadi orang yang mencintainya lebih. Mungkin anda akan bertemu dengan orang-orang yang sulit dimengerti, namun tetap berikanlah diri anda yang terbaik, meski itupun tidak akan pernah memuaskan semua orang.


Kesuksesan dan keagungan dalam hidup tidak akan dapat diraih hanya dari potensi fisik dan kecerdasan akal pikiran. Lebih dari itu diperlukan kecerdasan hati dan kemampuan menemukan cahaya hati yang bersumber dari pengendalian Ego Pribadi. Dan dengan meninggalkan egoisme diri menuju kehidupan yang lebih baik. Jadi maukah kita melepas Topeng Egoisme pribadi kita?


Referensi diambil dari berbagai Blog




0 comments:

Post a Comment