STOP FREE SEX
Remaja
atau kawula muda adalah harapan bangsa. Di pundak mereka, masa depan dan cita-cita bangsa ini dipertaruhkan. Mereka
dididik agar mengenal bangku
sekolah, tahu sopan santun, bermoral, beragama, peduli lingkungan,
peduli masa depan, dan segudang nilai-nilai
positif lain. Tapi sebagaimana remaja umumnya, mereka tak lepas dari keceriaan
dunia remaja yang diakrabinya. Dalam batas wajar, masa remaja sering
meninggalkan kesan manis. Sekadar mejeng di mal memang bukan barang haram. Tapi
tak sedikit di antara mereka yang "berjalan" terlalu jauh. Mereka
menjadi lepas kendali. Buntutnya adalah kebablasan.
Disalah
satu harian ibukota tertanggal Desember 2006 ketua Perhimpunan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) dalam salah satu kesempatan mengatakan bahwa 15%
remaja Indonesia yang berusia 10-24 tahun telah melakukan hubungan sexual
diluar nikah. Sementara itu United Nation Population Fund (UNPF) dan Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mensinyalir jumlah kasus aborsi
di Indonesia mencapai 2,3 juta pertahunnya, dengan 20% diantaranya dilakukan
oleh para remaja. Catatan akhir tahun 2002 Polda Metro Jaya melaporkan
terjadinya peningkatan kasus perkosaan di DKI jaya dari 89 kasus pada tahun
2001 menjadi 107 kasus (kenaikan 20%) pada tahun 2002. Data di atas menunjukkan
kian maraknya sex bebas (free sex) di masyarakat kita terutama kaum remaja.
Di tahun 1987, tim dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia meneliti perilaku seks di kalangan siswa sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) di Jakarta dan Banjarmasin. Sebanyak 2% dari total responden menyatakan pernah bersanggama (koitus). Yang berciuman, meraba-raba, atau berpelukan sambil meremas-remas bagian tubuh tertentu (petting) lebih banyak lagi. Kemudian, April 1995, tim dari Universitas Diponegoro, Semarang, dan Dinas Kesehatan Jawa Tengah juga meneliti perilaku seks di kalangan siswa SLTA. Tim menyimpulkan, sekitar 10% dari 600.000 siswa SLTA di Jawa Tengah pernah melakukan hubungan intim atau sanggama.
Di tahun 1987, tim dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia meneliti perilaku seks di kalangan siswa sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) di Jakarta dan Banjarmasin. Sebanyak 2% dari total responden menyatakan pernah bersanggama (koitus). Yang berciuman, meraba-raba, atau berpelukan sambil meremas-remas bagian tubuh tertentu (petting) lebih banyak lagi. Kemudian, April 1995, tim dari Universitas Diponegoro, Semarang, dan Dinas Kesehatan Jawa Tengah juga meneliti perilaku seks di kalangan siswa SLTA. Tim menyimpulkan, sekitar 10% dari 600.000 siswa SLTA di Jawa Tengah pernah melakukan hubungan intim atau sanggama.
Dampak dari sex bebas
(free sex)
1. Bahaya Fisik
Bahaya
fisik yang dapat terjadi adalah terkena penyakit kelamin (Penyakit Menular
Sexual/ PMS) dan HIV/AIDS serta bahaya kehamilan dini yang tak dikehendaki.
PMS
adalah penyakit yang dapat ditularkan dari seseorang kepada orang lain melalui
hubungan seksual. Seseorang berisiko tinggi terkena PMS bila melakukan hubungan
seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal.
Bila tidak diobati dengan benar, penyakit ini dapat berakibat serius bagi
kesehatan reproduksi, seperti terjadinya kemandulan, kebutaan pada bayi yang
baru lahir bahkan kematian. Penyakit klamin yang dapat terjadi adalah kencing
nanah (Gonorrhoe), raja singa (Sifilis), herpes genitalis, limfogranuloma
venereum (LGV), kandidiasis, trikomonas vaginalis, kutil kelamin dan
sebagainya. Karena bentuk dan letak alat kelamin laki-laki berada di luar
tubuh, gejala PMS lebih mudah dikenali, dilihat dan dirasakan. Tanda-tanda PMS
pada laki-laki antara lain:
•
berupa bintil-bintil berisi cairan,
•
lecet atau borok pada penis/alat kelamin,
•
luka tidak sakit; keras dan berwarna merah pada alat kelamin,
•
adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam,
•
rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin,
•
rasa sakit yang hebat pada saat kencing,
•
kencing nanah atau darah yang berbau busuk,
•
bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok.
Pada perempuan sebagian besar tanpa gejala sehingga sering kali tidak disadari. Jika ada gejala, biasanya berupa antara lain:
Pada perempuan sebagian besar tanpa gejala sehingga sering kali tidak disadari. Jika ada gejala, biasanya berupa antara lain:
•
rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual,
•
rasa nyeri pada perut bagian bawah,
•
pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin,
•
keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan
pada alat kelamin atau sekitarnya,
•
keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal,
•
timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual,
•
bintil-bintil berisi cairan,
•
lecet atau borok pada alat kelamin.
Perlu
diketahui bahwa PMS tidak dapat dicegah hanya dengan memilih pasangan yang
kelihatan bersih penampilannya, mencuci alat kelamin setelah berhubungan
seksual, minum jamu-jamuan, minum antibiotik sebelum dan sesudah berhubungan
seks.
AIDS
singkatan dari Aquired Immuno Deficiency Syndrome. Penyakit ini adalah kumpulan
gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh. Penyebabnya adalah
virus HIV. HIV sendiri adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. AIDS
merupakan penyakit yang salah satu cara penularannya adalah melalui hubungan
seksual. Selain itu HIV dapat menular melalui pemakaian jarum suntik bekas
orang yang terinfeksi virus HIV, menerim tranfusi darah yang tercemar HIV atau
dari ibu hamil yang terinfeksi virus HIV kepada bayi yang dikandungannya. Di
Indonesia penularan HIV/AIDS paling banyak melalui hubungan seksual yang tidak
aman serta jarum suntik (bagi pecandu narkoba).
Sesudah terjadi infeksi virus HIV, awalnya tidak memperlihatkan gejala-gejala khusus. Baru beberapa minggu sesudah itu orang yang terinfeksi sering menderita penyakit ringan sehari-hari seperti flu atau diare. Pada periode 3-4 tahun kemudian penderita tidak memperlihatkan gejala khas atau disebut sebagai periode tanpa gejala, pada saat ini penderita merasa sehat dan dari luar juga tampak sehat. Sesudahnya, tahun ke 5 atau 6 mulai timbul diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan dimulut, dan terjadi pembengkakan di kelenjar getah bening dan pada akhirnya bisa terjadi berbagai macam penyakit infeksi, kanker dan bahkan kematian. Untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap virus HIV, yang menunjukkan adanya virus HIV dalam tubuh, dilakukan tes darah dengan cara Elisa sebanyak 2 kali. Kemudian bila hasilnya positif, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan cara Western Blot atau Immunofluoresensi.
Sesudah terjadi infeksi virus HIV, awalnya tidak memperlihatkan gejala-gejala khusus. Baru beberapa minggu sesudah itu orang yang terinfeksi sering menderita penyakit ringan sehari-hari seperti flu atau diare. Pada periode 3-4 tahun kemudian penderita tidak memperlihatkan gejala khas atau disebut sebagai periode tanpa gejala, pada saat ini penderita merasa sehat dan dari luar juga tampak sehat. Sesudahnya, tahun ke 5 atau 6 mulai timbul diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan dimulut, dan terjadi pembengkakan di kelenjar getah bening dan pada akhirnya bisa terjadi berbagai macam penyakit infeksi, kanker dan bahkan kematian. Untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap virus HIV, yang menunjukkan adanya virus HIV dalam tubuh, dilakukan tes darah dengan cara Elisa sebanyak 2 kali. Kemudian bila hasilnya positif, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan cara Western Blot atau Immunofluoresensi.
Kesiapan
seorang perempuan untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai anak ditentukan
oleh kesiapan dalam tiga hal, yaitu kesiapan fisik, kesiapan mental/
emosi/psikologis dan kesiapan sosial/ekonomi. Secara umum, seorang perempuan
dikatakan siap secara fisik jika telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya
(ketika tubuhnya berhenti tumbuh), yaitu sekitar usia 20 tahun. Sehingga usia
20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik. Kehamilan pada usia yang sangat
dini dan tidak dikehendaki akan menyebabkan terjadinya resiko kehamilan dan
persalinan serta resiko pada janin seperti
• panggul sempit
• panggul sempit
•
kontraksi rahim yang lemah
•
ketidak teraturan tekanan darah yang dapat berdampak pada keracunan kehamilan
serta
• kejang-kejang yang dapat menyebabkan kematian
• kejang-kejang yang dapat menyebabkan kematian
•
Remaja atau calon ibu merasa tidak ingin dan tidak siap untuk hamil maka ia
bisa saja tidak mengurus dengan baik
kehamilannya
•
Gangguan pertumbuhan organ-organ tubuh pada janin
•
kecacatan
•
Sulit mengharapkan adanya perasaan kasih sayang yang tulus dan kuat dari ibu
yang tidak menghendaki kehamilan bayi yang dilahirkanya nanti. Sehingga masa
depan anak mungkin saja terlantar
• Mengakhiri kehamilannya atau sering disebut dengan aborsi. Di Indonesia aborsi dikategorikan sebagai tindakan ilegal atau melawan hukum. Karena tindakan aborsi adalah ilegal maka sering dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tidak aman. Aborsi tidak aman berkontribusi kepada kematian dan kesakitan ibu. Aborsi sangat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan perempuan terutama jika dilakukan secara sembarangan yaitu oleh mereka yang tidak terlatih. Perdarahan yang terus-menerus serta infeksi yang terjadi setelah tindakan aborsi merupakan sebab utama kematian perempuan yang melakukan aborsi. Di samping itu aborsi juga berdampak pada kondisi psikologis. Perasaan sedih karena kehilangan bayi, beban batin akibat timbulnya perasaan bersalah dan penyesalan yang dapat mengakibatkan depresi.
2. Bahaya perilaku dan kejiwaan
• Mengakhiri kehamilannya atau sering disebut dengan aborsi. Di Indonesia aborsi dikategorikan sebagai tindakan ilegal atau melawan hukum. Karena tindakan aborsi adalah ilegal maka sering dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tidak aman. Aborsi tidak aman berkontribusi kepada kematian dan kesakitan ibu. Aborsi sangat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan perempuan terutama jika dilakukan secara sembarangan yaitu oleh mereka yang tidak terlatih. Perdarahan yang terus-menerus serta infeksi yang terjadi setelah tindakan aborsi merupakan sebab utama kematian perempuan yang melakukan aborsi. Di samping itu aborsi juga berdampak pada kondisi psikologis. Perasaan sedih karena kehilangan bayi, beban batin akibat timbulnya perasaan bersalah dan penyesalan yang dapat mengakibatkan depresi.
2. Bahaya perilaku dan kejiwaan
Sex
bebas akan menyebabkan terjadinya penyakit kelainan seksual berupa keinginan
untuk selalu melakukan hubungan sex. Sipenderita sellau menyibukkan waktunya
dengan berbagai khayalan-khayalan seksual, jima, ciuman, rangkulan, pelukan,
dan bayangan-bayangan bentuk tubuh wanita luar dan dalam. Sipenderita menjadi
pemalas, sulit berkonsentrasi, sering lupa, bengong, ngelamun, badan jadi kurus
dan kejiwaan menjadi tidak stabil. Yang ada dipikirannya hanyalah seks dan seks
serta keinginan untuk melampiaskan nafsu seksualnya. Akibatnya bila tidak
mendapat teman untuk sex bebas, ia akan pergi ke tempat pelacuran (prostitusi)
dan menjadi pemerkosa. Lebih ironis lagi bila ia tak menemukan orang dewasa
sebagai korbannya, ia tak segan-segan memerkosa anak-anak dibawah umur bahkan
nenek yang sudah uzur.
3. Bahaya social
Sex
bebas juag akan menyebabkan seseorang tidak lagi berpikir untuk membentuk
keluarga, mempunyai anak, apalagi memikul sebuah tanggung jawab. Mereka hanya
menginginkan hidup di atas kebebasan semu. Lebih parah lagi seorang wanita yang
melakukan sex bebas pada akhirnya akan terjerumus ke dalam lembah pelacuran dan
prostitusi.
Anak
yang terlanjur terlahir akibat sex bebas (perzinahan) tidak mendapatkan cinta
kasih dari ayahnya dan kelembutan belainan ibunya. Ia tidak akan mendapat
perhatian dan pendidikan yang cukup. Setelah ia tahu bahwa ia terlahir akibat
perzinahan, maka kejiwaannya akan menjadi kaku dan tersisih dalam pergaulan dan
sosial kemasyarakatan, bahkan tak jarang ia akan terlibat dalam masalah
kriminalitas. Hal yang lebih ironis lagi adalah sering ayah dari anak yang
terlahir akibat sex bebas tidak jelas lagi siapa ayahnya.
Sex bebas juga akan menyebabkan berantakannya suatu keluarga dan terputusnya tali silaturrahmi dan kekerabatan. Orang tua biasanya tidak akan perduli lagi pada anak yang telah jauh tersesat ini, sebaliknya seorang remaja yang merasa tidak dipedulikan lagi oleh orang tuanya akan semakin nekad, membangkang dan tidak patuh lagi pada orang tua. Ia juga akan terlibat konfrontasi dengan sanak saudara lainnya. Hal ini pada akhirnya dapat menimbulkan rasa frustasi dan kecewa serta dendam tak kesudahan terhadap anggota keluarga sendiri.
Sex bebas juga akan menyebabkan berantakannya suatu keluarga dan terputusnya tali silaturrahmi dan kekerabatan. Orang tua biasanya tidak akan perduli lagi pada anak yang telah jauh tersesat ini, sebaliknya seorang remaja yang merasa tidak dipedulikan lagi oleh orang tuanya akan semakin nekad, membangkang dan tidak patuh lagi pada orang tua. Ia juga akan terlibat konfrontasi dengan sanak saudara lainnya. Hal ini pada akhirnya dapat menimbulkan rasa frustasi dan kecewa serta dendam tak kesudahan terhadap anggota keluarga sendiri.
4. Bahaya
perekonomian
Sex
bebas akan melemahkan perekonomian si pelaku karena menurunnya produktivitas si
pelaku akibat kondisi fisik dan mental yang menurun, penghamburan harta untuk
memenuhi keinginan sex bebasnya. Disamping itu sipelaku juga akan berupaya
mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara termasuk dari jalan
yang haram dan keji seperti korupsi, menipu, judi, bisnis minuman keras dan
narkoba dan lain sebagainya.
5. Bahaya
keagamaan dan akhirat
Para
pemuda yang terperosok kedalam lumpur kehanyutan sex bebas dan kemerosotan
akhlak akan ditimpa 4 macam hal tercela yang diisyaratkan dan disebutkan tanda-tandanya
oleh Rasulullah SAW, sebagaimana yang tercantum dalam Hadist yang diriwayatkan
oleh Ath-Thabrani. Rasulullah SAW bersabda : ”Jauhilah zina karena ia
mengakibatkan 4 macam hal; menghilangkan wibawa di wajah, menghalangi rezeki,
dimurkai Allah dan menyebabkan kekelan dalam neraka” (HR. Ath-Thabrani).
Seorang pezina ketika ia melakukan zina akan terlepas dari keimanan dan ke
Islaman, sebagaimana hadist Rasulullah SAW: ” Tidak ada seorang pezina ketika
melakukan zina sedangkan saat itu ia beriman....” (HR. Bukhari dan Muslim)
Diantara bahaya akhirat, seorang pezina jika
tidak bertaubat akan dilipat gandakan siksaanya pada hari kiamat, sebagaimana
firman Allah SWT: ”Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta
Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali
dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan
demikian itu niscaya ia mendapat (pembalasan) dosa (nya) (yakni) akan
dilipatgandakan azb untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab
itu, dalam keadaan terhina” (QS. Al Furqaan: 68-69)
Untuk menghindari sex bebas perlu dilakukan pengontrolan dan pengendalian nafsa syahwat. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah
Untuk menghindari sex bebas perlu dilakukan pengontrolan dan pengendalian nafsa syahwat. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah
1.
Memperdalam keimanan
2.
Mengisi waktu luang dengan hal yang bermanfaat
3.
Teman yang shalih
4.
Menjauhi dan menghindari media massa yang buruk
5.
Berpuasa
6.
Menggunakan cara-cara medis
Reff Dari Berbagai Blog
0 comments:
Post a Comment